42 research outputs found

    Rekayasa Pengetahuan Pakar Berbasis Aturan untuk Identifikasi Kerusakan Hardware

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan pengalihan keahlian dari seorang pakar ke komputer dan kemudian dipindahkan lagi ke orang lain (non expert). Teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara pikir manusia yaitu teknologi kecerdasan buatan, salah satunya adalah Sistem Pakar atau Expert System. Dalam melakukan proses rekayasa pengetahuan, pakar dibantu oleh perekayasa sistem (knowledge engineer). Proses rekayasa pengetahuan pakar berbasis aturan untuk identifikasi kerusakan hardware PC terdiri dari merancang, membangun, pengkodean dan pengujian sistem. Sistem ini dibuat dengan menggunakan pemograman Visual Basic 6.0. Basis pengetahuan dan aturan dimasukkan dan disimpan dalam suatu database. Untuk mengontrol mesin inferensi (inference engine) digunakan metode forward chaining dengan teknik breadth first search. Metode ini adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data driven).Proses pengujian dilakukan dengan sistem mengajukan beberapa pertanyaan kepada Pemakai atau User. Setiap aturan dan kerusakan akan diuji pada masing-masing simpul dan level, kemudian sistem akan mencari kesimpulan pada knowledge base jenis-jenis kerusakan yang telah dijawab. Dari hasil pengujian ini menunjukkkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan mampu memberikan pemecahan permasalahan atas macam, jenis ciri-ciri dan saran layaknya seorang pakar (expert) dibidangnya dalam memberikan nasehat seputar permasalahan hardware PC

    Assessment of Landsat 8 TIRS data capability for the preliminary study of geothermal energy resources in West Sumatra

    Get PDF
    West Sumatra is one of has big geothermal energy resources potential. Remote sensing technology can have a role in geothermal exploration activity to measure the distribution of land surface temperatures (LST) and predict the geothermal potential area. Main study to obtain the assessment of Landsat 8 TIRS (Landsat`s Thermal Infrared Sensor) data capability for geothermal energy resources estimation. Mono-window algorithms were used to generate the LST maps. Data set was combined with a digital elevation model (DEM) to identify the potential geothermal energy based on the variation in surface temperature. The result that were derived from LST map of West Sumatra shows that ranged from -8.6 C0 to 32.59 C0 and the different temperatures are represented by a graduated pink to brown shading. A calculated result clearly identifies the hot areas in the dataset, which are brown in colour images. Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Solok, and South Solok areas showed the high-temperature value (Brown) in the range of 28.1 C0 to 32.59 C0 color in images which means that they possess high potential for generating thermal energy. In contrast, the temperatures were lower (Pink) in the north-eastern areas and the range distribution was from-8.5 C0 to 5 C0

    REKAYASA PENGETAHUAN PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN HARDWARE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan pengalihan keahlian dari seorang pakar ke komputer dan kemudian dipindahkan lagi ke orang lain (non expert). Teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara pikir manusia yaitu teknologi kecerdasan buatan, salah satunya adalah Sistem Pakar atau Expert System. Dalam melakukan proses rekayasa pengetahuan, pakar dibantu oleh perekayasa sistem (knowledge engineer). Proses rekayasa pengetahuan pakar berbasis aturan untuk identifikasi kerusakan hardware PC terdiri dari merancang, membangun, pengkodean dan pengujian sistem. Sistem ini dibuat dengan menggunakan pemograman Visual Basic 6.0. Basis pengetahuan dan aturan dimasukkan dan disimpan dalam suatu database. Untuk mengontrol mesin inferensi (inference engine) digunakan metode forward chaining dengan teknik breadth first search. Metode ini adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data driven).Proses pengujian dilakukan dengan sistem mengajukan beberapa pertanyaan kepada Pemakai atau User. Setiap aturan dan kerusakan akan diuji pada masing-masing simpul dan level, kemudian sistem akan mencari kesimpulan pada knowledge base jenis-jenis kerusakan yang telah dijawab. Dari hasil pengujian ini menunjukkkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan mampu memberikan pemecahan permasalahan atas macam, jenis ciri-ciri dan saran layaknya seorang pakar (expert) dibidangnya dalam memberikan nasehat seputar permasalahan hardware PC

    REKAYASA PENGETAHUAN PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN HARDWARE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan  pengalihan keahlian dari seorang pakar ke komputer dan kemudian dipindahkan lagi ke orang lain (non expert). Teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara pikir manusia yaitu teknologi kecerdasan buatan, salah satunya adalah Sistem Pakar atau Expert System. Dalam melakukan proses rekayasa pengetahuan, pakar dibantu oleh perekayasa sistem (knowledge engineer). Proses rekayasa pengetahuan pakar berbasis aturan untuk identifikasi kerusakan hardware PC  terdiri dari merancang, membangun, pengkodean dan pengujian sistem. Sistem ini dibuat dengan menggunakan pemograman Visual Basic 6.0. Basis pengetahuan dan aturan  dimasukkan dan disimpan dalam  suatu database. Untuk mengontrol mesin inferensi (inference engine) digunakan  metode  forward chaining dengan teknik breadth first search. Metode ini adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data driven).Proses pengujian dilakukan dengan sistem mengajukan beberapa pertanyaan kepada Pemakai atau User. Setiap aturan dan kerusakan akan diuji pada masing-masing simpul dan  level, kemudian sistem akan mencari kesimpulan pada knowledge base jenis-jenis kerusakan yang telah dijawab. Dari  hasil pengujian ini menunjukkkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan mampu memberikan pemecahan permasalahan atas macam, jenis ciri-ciri dan saran layaknya seorang pakar (expert) dibidangnya dalam memberikan nasehat seputar permasalahan hardware PC

    Analisis Interaksi Wilayah Komoditas Peternakan Di Provinsi Riau

    Full text link
    The development of livestock potential is expected to reduce of production and market unbalances. The nature ofRiau Province, requires effective and efficient planning in supporting the market of livestock commodities inter-regions.Knowing patterns of marketing of livestock commodities inter-regions able to increase added value of commodities. Thepurposes this research are: 1) to analyze the flow of livestock commodities marketing inter-region in Riau Province, 2) todetermine the direction of livestock commodities development based commodities marketing. This research was conducted inRiau Province with eleven districts and cities. This study used a model analysis of gravity and entropy models with doubleconstrains. The result showed the distance between regions determine interaction inter-region. The flow of cattle marketing isinfluenced by farmers productivity of origin region. Cattle's production region is directed to Indragiri Hulu, Kampar, RokanHulu and Kuantan Singingi and marketing region to Siak, Bengkalis and Rokan Hilir. The flow of buffalo commoditiesmarketing is more determined by slaughtering in destination region. Buffalo's production is directed to Kampar and KuantanSingingi and marketing to Pekanbaru, Siak, Dumai and Rokan Hilir. The main factors that determine the flow of broilermarketing is population in origin region and consumption of broiler in destination region. Development of Broiler'sproduction region is directed to Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, dan Siak, and marketing region to Bengkalis, Dumai,Indragiri Hilir, and Rokan Hilir. The flow of cattle and buffalo commodities market moves from south to north and Broilermoves from region who were in middle to around it

    Technical Efficiency Of Integrated Smallholder Oil Palm With Cattle In Riau Province, Indonesia

    Get PDF
    The point of the study is to examine the level of technical efficiency of smallholders oil palm plantations that integrate and do not integrate, as well as to identify factors that impact technical inefficiency. This study relied on cross-section data from 300 houses. The technical efficiency value of smallholder oil palm plantations integrated with cattle was measured and compared in this study using the stochastic frontier production function in linear form with the natural logarithm transformation of the Cobb-Douglas production function. Oil palm output is determined by the number of plants, the use of labor outside the home, the usage of pesticides, and the use of labor inside of the family for integrated farmers. Non-integrated farmers, on either hand, are only influenced by the number of plants. On average, integrated farmers achieve 94.49 percent technical efficiency, whereas non-integrated farmers achieve 82.40 percent. The dependent ratio, household size, farmer experience, and extension support do influence technical efficiency in smallholder oil palm plantations that integrat

    PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA TERORISME MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

    Get PDF
    ABSTRAK Terorisme merupakan tindak pidana yang sangat menakutkan bagi warga masyarakat dunia maupun masyarakat Indonesia. Negara Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 wajib melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu Negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warga negaranya dari setiap ancaman terorisme baik yang bersifat nasional maupun internasional. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 ini merupakan kebijakan Pemerintah dalam upaya menanggulangi tindak pidana terorisme di Indonesia dan juga melawan terorisme internasional yang kemungkinan terjadi di Indonesia. Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan data sekunder yang berupa bahan hukum primer dan sekunder. Adapun hasil penelitan ini adalah adapun bentuk perlindungan hak asasi manusia terhadap tindak pidana terorisme ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 1. Kompensasi adalah bentuk tanggung jawab negara untuk melindungi setiap warga negara/setiap orang yang tinggal dalam negara tersebut yang pelaksanaan pemberian kompensasi tersebut dilaksanakan oleh pemerintah. 2. Restitusi adalah bentuk tanggung jawab yang harus dipikul oleh pelaku atas akibat yang ditimbulkan karena kesalahan yang dilakukannya yang diberikan kepada korban atau ahli warisnya. 3. Rehabilitasi adalah pemulihan hak seseorang berdasarkan putusan pengadilan pada kedudukan semula yang menyangkut kehormatan, nama baik, atau hak-hak lain. Selanjutnya ada bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap korban tindak pidana terorisme yaitu : 1. Memulihkan (reparation) kembali kondisi korban pada posisi semula atau paling tidak dapat meringankan beban penderitaan para korban terorisme. 2. Memberikan jaminan perlindungan terhadap korban terorisme. 3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada warganya yang menjadi korban terorisme. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwasannya bentuk perlindungan hak asasi manusia terhadap korban terorisme ini sudah berjalan cukup baik diantaranya: Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi, dan harus lebih ditingkatkan lagi, agar korban tindak pidana terorisme ini dapat terlindungi hak-haknya apabila mereka nantinya dikehidupan kelak menimbulkan cacat sehingga ada beberapa fungsi atau keadaan dari korban tersebut perlu dibantu oleh pemerintah. Tanggung jawab pemerintah dalam hal ini juga harus ditegakkan baik itu dalam memulihkan kembali kondisi korban pada sisi semula, memberikan jaminan perlindungan terhadap korban terorisme, dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada warganya yang menjadi korban terorisme. Pemerintah dalam hal ini harus membuat Peraturan Pemerintah mengenai pelaksanaan pengajuan dan pemberian ketiga bentuk hak korban terorisme tersebut. Agar perlindungan hak terhadap korban terorisme tersebut berjalan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003

    Kehidupan Sosial Ekonomi Desa Pesisir Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang Tahun 1998 - 2018

    Get PDF
    ABSTRAK Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang adalah salah satu daerah di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Daerah merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan pesisir pantai dengan rata – rata masyarakatnya bekerja sebagai nelayan penangkap ikan. Namun dalam perkembangannya masyarakat yang ada di desa pesisir Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang mulai beralih pekerjaan dari tahun 1998-2018. Hal ini yang menjadi acuan bagi penulis untuk memaparkan bagaimana proses perubahan masyarakat di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sosial ekonomi. Perubahan Sosial ekonomi di Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang disebabkan oleh berkembangnya wisata bahari dan adanya peluang pekerjaan baru yang tersedia bagi masyarakat nelayan Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang. Penelitian ini menggunakan metode yang digunakan dalam penelitian sejarah. Metode sejarah terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahap heuristik, yaitu tahap pencarian dan pengumpulan data dan sumber. Tahap kritik yaitu tahap pemilahan data-data untuk kemudian dilakukan penyaringan data-data dengan cara di kritik secara intern dan ektern. Tahap interpretasi merupakan analisis hasil yang telah dilakukan dalam proses kritik. Dan tahap terakhir adalah tahap historiografi atau tahap penulisan sejarah. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat desa pesisir Kelurahan Teluk Kabung Selatan/ Sungai Pisang sudah mengalami perubahan dari sektor pekerjaan yang awalnya bekerja sebagai nelayan beralih ke pekerjaan sebagai petani dan penyedia jasa wisata. Berkembangnya sektor pekerjaan di Kelurahan Teluk Kabung Selatan/ Sungai Pisang ini membuat taraf ekonomi masyarakat semakin meningkat. Pada tahun 2000-an masyarakat di Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang banyak bekerja sebagai nelayan dan petani, masuknya program pemerintah tentang pengembangan desa tertinggal yaitu Inpres Desa Tertinggal pada tahun 1993 dan berakhir tahun 1998 membuat terbukanya lapangan kerja baru yang awalnya masyarakat bekerja sebagai nelayan beralih pekerjaan dalam sektor pertanian. Pada tahun 2007 Pulau Sikuai mulai beroperasi sebagai wisata bahari, wisatawan yang datang ke Pulau Sikuai membawa dampak yang baik bagi masyarakat lokal. Gempa bumi pada September 2009 membuat kegiatan wisata bahari di Pulau Sikuai menurun dan mati akibat dari kecemasan wisatawan akan terjadinya tsunami. Wisata bahari di Kelurahan Teluk Kabung Selatan / Sungai Pisang mulai kembali diminati wisatawan ketika dibukanya destinasi wisata pulau – pulau lain dengan mengedepankan pesona laut yang masih terjaga. Kata Kunci: Desa Pesisir, Sosial Ekonomi, Nelayan, Pariwisat
    corecore